BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendekatan
keterampilan proses adalah pendekatan belajar mengajar yang mengarah pada
pengembangan kemampuan dasar berupa mental fisik, dan sosial untuk menemukan
fakta dan konsep maupun pengembangan sikap dan nilai melalui proses
belajar mengajar yang telah mengaktifkan siswa (CBSA) sehingga mampu
menumbuhkan sejumlah keterampilan tertentu pada diri peserta didik.
Pendekatan keterampilan proses (PKP) perlu
diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar berdasarkan alasan-alasan sebagai
berikut: percepatan perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi, pengalaman
intelektual emosional dan fisik dibutuhkan agar didapatkan agar hasil belajar
yang optimal, penerapan sikap dan nilai sebagai pengabdi pencarian abadi
kebenaran ini. Untuk itu sebagai seorang guru harus mengetahui dan memahami
pendekatan ketrampilan proses dalam pembelajaran, agar proses belajar mengajar
dapat berlangsung dengan baik.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan pendekatan
ketrampilan proses?
2.
Apa pentingnya pendekatan ketrampilan proses?
3.
Bagaimana pola pelaksanaan pendekatan
ketrampilan proses?
C. Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui pengertian pendekatan
ketrampilan proses.
2.
Untuk mengetahui pentingnya pendekatan
ketrampilan proses.
3.
Untuk mengetahui pola pelaksanaan pendekatan
ketrampilan proses.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Pendekatan Ketrampilan Proses
Keterampilan
proses
merupakan kemampuan siswa untuk mengelola (memperoleh) yang didapa dalam
kegiatan belajar mengajar (KBM) yang memberikan kesempatan seluas-luasnya pada
siswa untuk mengamati, menggolongkan, menafsirkan, meramalkan, menerapkan,
merencanakan penelitian, mengkomunikasikan hasil perolehan tersebut” (Azhar,
1993: 7).
Sedangkan “menurut Conny
(1990 : 23) pendekatan keterampilan proses adalah pengembangan
sistem belajar yang mengefektifkan siswa (CBSA) dengan cara mengembangkan
keterampilan memproses perolehan pengetahuan sehingga peserta didik akan
menemukan, mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta menumbuhkan sikap dan
nilai yang dituntut dalam tujuan pembelajaran khusus”.
Berdasarkan
uraiaan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pendekatan keterampilan proses adalah
pendekatan belajar mengajar yang mengarah pada pengembangan kemampuan dasar
berupa mental fisik, dan sosial untuk menemukan fakta dan konsep maupun
pengembangan sikap dan nilai melalui proses belajar mengajar yang telah
mengaktifkan siswa (CBSA) sehingga mampu menumbuhkan sejumlah keterampilan
tertentu pada diri peserta didik.
Dimiyati
(2002: 138) mengatakan bahwa pendekatan keterampilan proses dimaksudkan untuk
mengembangkan kemampuan yang dimiliki oleh siswa adalah:
·
Pendekatan keterampilan proses memberikan
kepada pengertian yang tepat tentang hakekat ilmu pengetahuan siswa dapat
mengalami rangsangan ilmu pengetahuan dan dapat lebih baik mengerti fakta dan
konsep ilmu pengetahuan
·
Mengajar dengan keterampilan proses berarti
memberi kesempatan kepada siswa bekerja dengan ilmu pengetahuan tidak sekedar
menceritakan atau mendengarkan cerita tentang ilmu pengetahuan.
·
Menggunakan keterampilan proses untuk
mengajar ilmu pengetahuan membuat siswa belajar proses dan produk ilmu
pengetahuan sekaligus.
Dari pembahasan
tentang pengertian keterampilan proses (PKP) dapat
diartikan bahwa pendekatan keterampilan proses dalam penerapannya secara
langsung memberikan kesempatan siswa untuk secara nyata bertindak sebagai
seorang ilmuan karena penerapan pendekatan keterampilan proses menekankan dalam
memperoleh ilmu pengetahuan siswa hendaknya menanamkan sikap dan nilai sebagai
seorang ilmuan.
2.
Pentingnya Pendekatan Keterampilan Proses
Menurut Dimiyati,
mengatakan bahwa pendekatan keterampilan proses (PKP) perlu
diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar berdasarkan alasan-alasan sebagai
berikut:
- Percepatan perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi
- Pengalaman intelektual emosional dan fisik dibutuhkan agar didapatkan agar hasil belajar yang optimal
- Penerapan sikap dan nilai sebagai pengabdi pencarian abadi kebenaran ini. (Dimiyati, 2002: 137)
Pembinaan
dan pengembangan kreatifitas berarti mengaktifkan murid dalam kegiatan
belajarnya. Untuk itu cara belajar siswa aktif (CBSA) yang mengembangkan
keterampilan proses yang dimaksud dengan keterampilan di sini adalah kemampuan
fisik dan mental yang mendasar sebagai penggerak kemampuan-kemampuan lain
dalam individu.
Sedangkan
Conny (1990 : 14). mengatakan bahwa ada beberapa alasan yang melandasi perlu
diterapkan pendekatan keterampila proses (PKP) dalam kegiatan belajar mengajar
yaitu:
- Perkembangan ilmu pengetahuan berlangsung semakin cepat sehingga tak mungkin lagi para guru mengajarkan semua fakta dan konsep kepada siswa.
- Para ahli psikologi umumnya berpendapat bahwa anak-anak muda memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai dengan contoh-contoh kongkrit.
- Penemuan ilmu pengetahuan tidak bersifat relatif benar seratus persen penemuannya bersifat relatif
- Dalam proses belajar mengajar pengembangan konsep thdak dilepaskand ari pengembangan sikap dan nilai dalam diri anak didik.
3.
Pola Pelaksanaan Pendekatan Keterampilan
Proses (PKP)
Dalam pola pelaksanaan
keterampilan proses, hendaknya guru harus memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
a. Asas
pelaksanaan keterampilan proses
Menurut (Azhar, 1993) dalam
melaksanakan pendekatan keterampilan proses perlu memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
·
Harus sesuai dan selalu berpedoman pada
tujuan kurikuler, serta pembelajaran yang berupa TPU dan TPK.
·
Harus berpegang pada dasar pemikiran bahwa
semua siswa mempunyai kemampuan (potensi) sesuai dengan kudratnya.
·
Harus memberi kesempatan, penghargaan dan
movitasi kepada peserta didik untuk berpendapat, berfikir dan mengungkapkan
perasaan dan pikiran.
·
Siswa pembinaan harus berdasarkan pengalaman
belajar siswa.
·
Perlu mengupayakan agar pembina mengarah pada
kemampuan siswa untuk mengola hasil temuannya.
·
Harus berpegang pada prinsip "Tut Wuri
Handayani". Memperhatikan azas-azas tersebut, nampaknya yang menjadi titik
perkenannya adalah siswa itu adalah siswa itu sendiri sebagai subyek didik dan
juga guru dalam melaksanakan pendekatan kdterampilan proses benar-benar
memperkirakan perbedaan masing-masing siswa.
b. Bentuk
dan pelaksanaan pendekatan keterampilan proses (PKP)
Untuk melaksanakan
pendekatan keterampilan proses kepada peserta didik secara klasikal. Kelompok
kecil ataupun individual. Maka kegiatan tersebut harus mengamati kepada
pembangkitan kemampuan dan keterampilan mendasar baik mental, fisik maupun
sosial (menurut Funk dalam Dimiyati, 1999). Adapun keterampilan yang mendasar
dimaksud adalah:
1.
Mengamati/observasi
Observasi atau pengamatan
merupakan salah satu keterampilan ilmiah yang paling mendasar dalam proses dan
memperoleh ilmu pengetahuan serta merupakan hal terpenting untuk
mengembangkan keterampilan proses yang lain (Funk 1985 dalam
Dimiyati, 1909 :142).
Kegiatan
mengamati, menurut penulis dapat dilakukan dengan panca indera seperti melihat,
mendengar, meraba, mencium dan mengecap. Hal ini sejalan dengan pendapat
(Djamarah, 2000 :89). Bahwa "kegiatan mengamati dapat dilakukan peserta
didik melalui kegiatan belajar, melihat, mendengar, meraba, mencicip dan
mengumpulkan dan atau informasi.
Jadi
kegiatan mengamati merupakan tingkatan paling rendah dalam pengembangan
keterampilan dasar dari peserta didik, karena hanya sekedar pada penglihatan
dengan panca indera. Pada dasarnya mengamati dan melihat merupakan dua hal yang
berbeda walaupu sekilas mengandung pengertian yang sama. Melihat belum tentu
mengamati, karena setiap hari mungkin peserta didik melihat beraneka ragam
tanaman, hewan, benda-benda lain yang ada di sekitarnya, tetapi sekedar melihat
tanpa mengamati bagaimana sebenarnya tanaman, hewan tersebut berkembang dari
kecil hingga menjadi besar.
2.
Mengklasifikasikan
Mengklasifikasikan
merupakan keterampilan proses untuk memilih berbagai obyek peristiwa
berdasarkan sifat-sifat khsususnya. Sehingga didapatkan golongan atau
kelompok sejenis dari obyek yang dimaksud, (Dimiyati, 1999 :142).
Untuk
melakukan kegiatan mengkalasifikasik menurut Djamarah adalah "peserta
didik dapat belajar melalui proses : mencari persamaan (menyamakan,
mengkombinasikan, menggolongkan dan mengelompokkan( Djamarah, 2000 : 89).
Melalui
keterampilan mengklasifikasi peserta didik diharapkan mampu membedakan,
menggolongan segala sesuatu yang ada di sekitar mereka sehingga apa yang mereka
lihat sehari-harii dapat menambah pengetahuan dasar mereka.
3.
Mengkomunikasikan
Mengkomunikasikan
dapat diartikan sebagai "menyampaikan dan memperoleh fakta, konsep dan
prinsip ilmu pengetahua dalam bentuk suara, visual atau secara visual"
(Dimiyati, 1993:143). Kegiatan mengkomunikasi dapat berkembanga dengan baik
pada diri peserta didik apabila mereka melakukan aktivitas seperti :
berdiskusi, mendeklamasikan,
mendramatikan, bertanya, mengarang, memperagakan,
mengekspresikan dan melaporkan dalam bentuk lisan,
tulisan, gambar dan penampilan” (Djamarah, 2000).
Dari
pernyataan di atas, dapat dikatakan bahwa mengkomunikasikan bukan berarti hanya
melalui berbicara saja tetapi bisa juga dengan gambar, tulisan bahkan
penampilan dan mungkin lebih baik dari pada berbicara.
4.
Mengukur
Keterampilan
mengukur sangat penting dilakukan agar peserta didik dapat mengobservasi dalam
bentuk kuantitatif. Mengukur dapat diartikan "membandingkan yang diukur
dengan satuan ukuran tertentu yang telah ditetapkan" (Dimiyati, 1999 :
144).
Adapun
kegiatan yang dapat mengembangkan keterampilan mengukur peserta didik menurut
Conny (1992 :21). Dapat dilakukan dengan cara mengembangkan sesuatu, karena
pada dasarnya mengukur adalah membandingkan, misalnya saja siswa membandingkan
luas kelas, volume balok, kecakapan mobil dan sebagainya.
Kegiatan
pengukuran yang dilakukan peserta didik berbeda-beda tergantung dari tingkat
sekolah mereka, karena semakin tinggi tingkat sekolahnya maka semakin berbeda
kegiatan pengukuran yang dikerjakan.
5.
Memprediksi
Memprediksi
adalah "antisipasi atau perbuatan ramalan tentang sesuatu hal yang akan
terjadi di waktu yang akan datang, berdasarkan perkiraan pada pola kecendrungan
tertentu, atau hubungan antara fakta dan konsep dalam ilmu pengetahuan"
(Dimiyati, 1999: 144).
Menurut
(Djamarah, 2000) untuk mengembangkan keterampilan memprediksi dapat dilakukan
oleh peserta didik melalui kegiatan belajar antisipasi yang berdasarkan pada
kecendrungan/pola. Hubungan antara data, hubungan informasi. Hal ini dapat
dilakukan misalnya memprediksi waktu tertibnya matahari yang telah diobservasi,
memprediksikan waktu yang dibutuhkan untuk menempuh jarak tertentu dengan
menggunakan kendaraan dengan yang berkecepatan tertentu.
Pada
prinsipnya memprediksi, observasi dan menarik kesimpulan merupakan tiga hal
yang berbeda, hal tersebut dapat dibatasi sebagai berikut : "kegiatan yang
dilakukan melalui panca indera dapat disebut dengan observasi dan menarik
kesimpulan dapat diungkapkan dengan, mengapat hal itu bisa terjadi sedangkan
kegiatan observasi yang telah dilakukan apa yang akan diharapkan".
6.
Menyimpulkan
Menyimpulkan
dapat diartikan sebagai "suatu keterampilan untuk memutuskan keadaan
suatu. Objek atau peristiwa berdasarkan fakta, konsep dan prinsip yang
diketahui (Dimiyati, 1999: 145).
Kegiatan
yang menampakkan keterampilan menyimpulkan misalnya: berdasarkan pengamatan
diketahui bahwa lilin mati setelah ditutup dengan gelas rapat-rapat. Peserta
didik dapat menyimpulkan bahwa lilin bisa menyala apabila ada oksigen. Kegiatan
menyimpulkan dalam kegiatan belajar mengajar dilakukan sebagai pengembangan
keterampilan peserta didik yang dimulai dari kegiatan observasi lapangan
tentang apa yang ada di alam ini.
c. Langkah-langkah
melaksanakan keterampilan proses
Untuk
dapat melaksanakan kegiatan keterampilan proses dalam pembelajaran guru harus
melakuka langkah-langkah sebagai berikut:
1.
Pendahuluan
atau pemanasan
Tujuan
dilakukan kegiatan ini adalah mengarahkan peserta didik pada pokok permasalahan
agar mereka siap, baik mental emosional maupun fisik.
Kegiatan pendahuluan atau
pemanasan tersebut berupa:
·
Pengulasan atau pengumpulan bahan yang pernah
dialami peserta didik yang ada hubungannya dengan bahan yang akan diajarkan.
·
Kegiatan menggugah dan mengarahkan perhatian
perserta didik dengan mengajukan pertanyaan, pendapat dan saran, menunjukkan
gambar atau benda lain yang berhubungan dengan materi yang akan diberikan.
2.
Pelaksanaan
proses belajar megnajar atau bagian inti
Dalam
kegiatan proses pembelajaran suatu materi, seperti yang dikemukakan di depan
hendaknya selalu mengikutsertakan secara aktif akan dapat mengembangkan
kemampuan proses berupa mengamati, mengklasifikasi, menginteraksikan,
meramalkan, mengaplikasikan konsep, merencanakan dan melaksanakan penelitian
serta mengkunikasikan hasil perolehannya yang pada dasarnya telah ada pada diri
peserta didik.
Sedangkan
menurut Djamarah (2002 :92) kegiatan-kegiatan yang tergolong dalam
langkah-langkah proses belajar mengajar atau bagian inti yang bercirikan keterampilan proses,
meliputi :
a. Menjelaskan
bahan pelajaran yang diikuti peragakan, demonstrasi, gambar, modal, bangan yang
sesuai dengan keperluan. Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengembangkan
kemampuan mengamati dengan cepat, cermat dan tepat.
b. Merumuskan
hasil pengamatan dengan merinci, mengelompokkan atau mengklasifikasikan materi
pelajaran yang diserap dari kegiatan pengamatan terhadap bahan pelajaran
tersebut.
c. Menafsirkan
hasil pengelompokkan itu dengan menunjukkan sifat, hal dan peristiwa atau
gejala yang terkandung pada tiap-tiap kelompok.
d. Meramalkan
sebab akibat kejadian perihal atau peristiwa lain yang mungkin terjadi di waktu
lain atau mendapat suatu perlakuan yang berbeda.
e. Menerapkan
pengetahuan keterampilan sikap yang ditentukan atau diperoleh dari kegiatan
sebelumnya pada keadaan atau peristiwa yang baru atau berbeda.
f. Merencanakan
penelitian umpamanya mengadakan percobaan sehubungan dengan masalah yang belum
terselesaikan.
g. Mengkomunikasikan
hasil kegiatan pada orang lain dengan diskusi, ceramah mengarang dan lain-lain.
3.
Penutup
Setelah melaksanakan proses
belajar tersebut, hendaknya sebagai seorang pendidik untuk
a. Mengkaji
ulang kegiatan yang telah dilaksanakan serta merumuskan hasil yang telah
diperolehnya
b. Mengadakan
tes akhir
c. Memberikan
tugas-tugas lain pendekatan
keterampilan proses.
BAB
III
PENUTUP
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Keterampilan
proses merupakan kemampuan siswa untuk mengelola (memperoleh) yang didapa dalam
kegiatan belajar mengajar (KBM) yang memberikan kesempatan seluas-luasnya pada
siswa untuk mengamati, menggolongkan, menafsirkan, meramalkan, menerapkan,
merencanakan penelitian, mengkomunikasikan hasil perolehan tersebut, pendekatan
keterampilan proses dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki
oleh siswa.
Keterampilan
proses dasar, meliputi keterampilan mengobservasi, mengklasifikasi,
mengobservasi, mengklasifikasikan, mengukur, mengkomunikasikan, menginferensi,
memprediksi, mengenal hubungan ruang dan waktu, serta mengenal hubungan-
hubungan angka.
B. Saran
Ketrampilan proses dalam pembelajaran
memberikan manfaat penting untuk peserta didik. Ketrampilan proses dapat
memberikan dan mengajarkan berbagai ketrampilan yang dapat bermanfaat bagi peserta didik untuk dimanfaatkan dalam
kehidupan sehari- hari. Untuk itu sebagai seorang guru harus bisa
mengaplikasikan ketrampilan proses dalam pembelajaran agar peserta didik
mempunyai berbagai ketrampilan.
Gambling 101 - Best Ways to Get From Casino to Mansion
BalasHapusCasino hotels are located in the heart of the country, right in 안성 출장안마 the 안동 출장샵 heart of 상주 출장마사지 Las Vegas. Casino hotels have 제주 출장마사지 several distinct 파주 출장샵 themes, such as