SINOPSIS
Judul : Buruan Lamar Gue
Pengarang
: Maria Cecilia
Penerbit : Sinar Matahari, Jakarta
Tahun
Terbit/ : 2007
Tebal
Buku : 128 halaman
RINGKASAN CERITA
BURUAN LAMAR GUE
Putri Ayu Anggunita, itulah namanya. Sebagaimana namanya gadis itupun
cantik dan mempesona. Namun sayang, sifatnya tidaklah sebaik apalagi seindah
nama dan paras mukanya. Mungkin hal itu disebabkan karena kedua orang tuanya
sering memanjakannya. Gadis cantik itu tercatat sebagai seorang siswi kelas dua
di sebuah SMU Swasta Favorit. Di sekolah putri punya seorang sahabat karib,
namanya Tesya. Gadis ini pun tidak kalah cantik dibanding putri. Bahkan dalam
berbagai hal Tesya senantiasa mengalahkan Putri. Sehingga Putri menjadi yang
kedua.
Pada hari ulang tahunnya ke-17 Putri mengadakan ulang tahunnya secara
besar-besaran. Bahkan bukan teman SMU nya saja yang diundang tetapi teman SMP
nya juga diundang, saat itulah Putri dibuat terpesona pada seorang cowok. Cowok
itu nggak lain adalah teman SMP nya dulu. Randi nama cowok itu. Penampilan
cowok itu jauh berbeda sekali ketika dia masih duduk dibangku SMP dulu.
Sehingga Putri, mama dan papanya tidak mengenali Randi. Dalam pesta itu Randi
berkenalan dengan Tesya dan akhirnya Tesya menjadi pacarnya. Melihat mereka
berdua semakin akrab Putri pun marah, kecewa dan kesal. Putri pun berusaha
memisahkan keduanya. Berbagai daya dan upaya serta cara pun Putri lakukan dalam
usahanya memisahkan Randi dan Tesya. Salah satunya dengan menemui dan menghasul
ayahnya Tesya. Tetapi usahanya nggak berhasil memisahkan keduanya. Justru Randi
dan keluarganya yang kena getahnya. Dan Randi juga harus dirawat di rumah sakit
selama 3 hari karena dipukuli oleh bodyguard ayah Tesya.
Setelah dirawat selama 3 hari di rumah sakit. Randi pun akhirnya
diperbolehkan pulang. Namun apa yang diharapkan oleh Putri tidak menjadi
kenyataan. Semua itu membuat Putri jadi semakin bertambah kesal dan kecewa.
Karena meski Randi sudah dipukuli oleh bodyguard ayah Tesya. Namun Randi tetap
saja nekad meneruskan hubungan cintanya dengan Tesya.
Pagi itu dengan wajah murung. Tesya masuk ke sekolah. Hal itu membuat
Putri jadi mengerutkan kening dan bertanya-tanya, ada gerangan apa lagi dengan
sahabat yang sekaligus juga rivalnya dalam memperebutkan cinta Randi. Ternyata
Tesya kena marah lagi dari papanya dan kini Tesya tidaklah bebas kemana dan
dimanapun Tesya senantiasa dijaga dan diawasi oleh orang kepercayaan papanya.
Sehinga Randi dan Tesya jarang bertemu. Dalam kesempatan itu Putri
memanfaatkannya agar dia bisa merebut hati Randi. Meski Putri sudah berusaha
dengan berbagai cara agar Randi berpaling dari Resya untuk kemudian menjadi
pacarnya. Namun ternyata semua usahanya tak satupun yang membuahkan hasil.
Akhirnya persahabatan Putri pun harus putus karena seorang pria.
Betapa kesal dan kecewanya Putri, begitu tahu Tesya tak masuk sekolah dan
dirumahnya juga tidak ada. Begitu juga dengan Randi. Apalagi yang dilakukan
oleh Tesya dan Randi, kalau bukan pergi berdua. Padahal, sudah berbagai carai
Putri lakukan dalam usahanya memisahkan Randi dan Tesya. Namun tak satupun dari
usaha yang dilakukannya membuahkan hasil seperti yang diinginkan. Putri
benar-benar merasa kehilangan akal. Dia jadi kecewa dan malu sendiri. Karena
teman-temannya pasti akan mencibirnya. Sebab dia sudah terlanjur menyakinkan
teman-temannya, kalau dia akan mampu mengalahkan Tesya dan mendapatkan Randi
seutuhnya.
Dengan membawa dendam yang membara dalam hatinya, Putri melajukan
mobilnya menuju kerumahnya. Dia pernah melihat, papanya menyimpan sepucuk
pistol di laci meja kerja yang ada di ruang kerja papanya. Dengan pistol itu,
dia akan membunuh Tesya. Sesampainya di rumah, Putri langsung naik ke loteng
dimana ruang kerja papanya berada. Namun, ternyata pintu ruang kerja papanya
terkunci. Dan Putri tahu, tentunya kunci itu disimpan oleh papanya dikamar
tidur papanya. Karena itu Putri kembali turun menemui Bi Murni yang ditugasi
untuk mengurusi kamar tidur papa dan mamanya untuk meminta kunci itu.
Karena kurang hati-hati mencari kunci itu, membuat semua map yang ada di
dibawah pakaian mamanya terjatuh mulanya putri tak begitu tertarik pada map
itu. Namun ketika dia membaca namanya tertera diselembar kertas yang sudah
dilaminating, dengan kening mengerut gadis itu pun segera memungut map itu
untuk kemudian membaca isi selembar kertas itu, yang ternyata adalah surat perjanjian
pengadopsian anak, bukan surat
akte kelahiran. Isinya menyebutkan bahwa Sutanto dan Astuti tujuh belas tahun
yang lalu telah mengadopsi seorang bayi yang berumur 1 minggu, anak dari Nyonya
Susanti untuk diasuh dan diangkat menjadi anak. tanpa kembali merapikan isi
almari pakaian kedua orang tuanya, sambil menangis Putri pun bergegas lari
keluar kamar itu. Hatinya semakin bertambah sedih dan kecewa. Setelah kini dia
tahu kalau dirinya bukanlah anak kandung Sutanto dan Astuti. Tetapi hanya anak
pungut yang diambil dari panti asuhan.
Setelah mengetahui kalau ternyata dirinya bukanlah anak kandung Sutanto,
melainkan hanyalah anak angkat. Sikap Putri pun jadi berubah. Bahkan dia pun
kemudian melupakan keinginanya untuk mendapatkan cinta Randi. Akhirnya Putri
memutuskan untuk mencari orang tuanya. Putri memulainya dari Panti dimana pada
waktu itu Putri dititipkan disana. Dari panti itu Putri menemukan alamat orang
tuanya yang berada di Jombang. Tidak mudah ternyata mencari keberadaaan
keluarganya yang di Jombang. Putri harus berjuang dengan keras, bertanya kesana
kemari untuk bisa menemukan alamat keluarga ibunya. Setelah 3 hari lamanya
akhirnya Putri mendapatkan alamat keluarga ibunya.
Sebuah rumah yang letaknya berada dikampung yang sangat jauh dari kota Jombang. Disanalah
Putri bertemu seorang wanita tua yang nggak lain adalah neneknya. Dari neneknya
itulah Putri mengetahui nama ayahnya yaitu Handoko. Dan Putri juga mengetahui
dimana ibunya tinggal yaitu di Jakarta.
Setelah melihat foto ayahnya Putri merasa semakin menyesal karena ternyata
papanya Tesya adalah ayah kandungnya juga. Dan dia hampir saja membunuh Tesya
yang nggak lain adalah adiknya. Kemudian sesampainya di rumah Putri minta izin
kepada papa dan mamanya untuk pergi ke Jakarta
menemui ibunya.
Meski sudah memiliki alamat dimana ibunya tinggal, namun karena baru
pertama kalinya Putri ke Jakarta,
sehingga dia pun jadi bingung sendiri, tak tahu harus bagaimana dan kemana
sehingga yang bisa dilakukan olehnya hanyalah berdiri mematung kebingungan
seorang diri. Tengah Putri tampak kebingungan harus bagaimana seorang cowok
tampan yang tadi dari Surabaya
satu pesawat dengan Putri dan sedari di pesawat senantiasa memperhatikan Putri,
melangkah mendekati tempat dimana Putri berdiri dalam kebingungannya. Cowok itu
bernama Dimas. Kemudian Dimas mengantarkan Putri pergi ke rumah ibunya yang
tidak jauh dari komplek dimana Dimas tinggal. Dan ternyata Dimas adalah seorang
tentara AU. Sesampainya dirumah it Putri langsung menuju arah ibunya. Putri dan
Ibunya itupun saling berpeluk tangis penuh hearuan dan kesedihan yang bercampur
juga dengan kebahagiaan. Untuk beberapa saat lamanya keduanya masih terus
saling berpeluk tangis. Kemudian wanita separoh baya itu pun membimbing Putri
masuk kedalam rumahnya yang sederhana. Saking haru dan bahagianya sampai-sampai
Putri lupa akan Dimas yang mengantarnya pulang.
Setelah mendengar cerita ibunya tentang kejadian yang menimpa ibunya itu,
Putri teringat akan Dimas. Putri bergegas keluar dari rumah itu. Namun ternyata
Dimas sudah tidak ada di depan rumah. Sore harinya Putri bersama ibunya pergi
ke tempat tinggal Dimas. Ternyata Dimas ada dimesnya. Dan dari situ pula Putri
tahu, kalau Dimas adalah perwira TNI AU berpangkat Letnan Satu. Setelah bertemu
dengan Dimas mereka pun ngobrol beberapa saat, lalu Dimas mengajak Putri
jalan-jalan melihat-lihat kota
Jakarta.
Selama Putri di Jakarta, Dimas pun sering datang berkunjung ke rumah
ibunya Putri untuk kemudian mengajak gadis itu jalan-jalan. Dari situlah,
muncul dihati Dimas rasa suka pada Putri. Namun sejauh itu, Dimas belum berani
mengutarakan perasaan isi hatinya. Sampai Putri 3 hari di Jakarta dan besoknya berencana akan kembali
ke Surabaya.
Dimas masih belum juga berani mengutarakan perasaannya pada gadis itu. Ketika
memesankan tiket untuk Putri Dimas keceplosan bicara sehingga Putri pun
terperangah mendengar ucapan Dima yang menyebut dirinya sebagai pacar. Ah,
sesungguhnya pernyataan itulah yang selama ini Putri tunggu. Itu pula sebabnya,
meski besok dia bermaksud kembali ke Surabaya,
namun dia belum juga memesan tiket. Sebab dia ingin menunggu sampai Dimas
mengutarakan maksudnya. Akhirnya Dimas mengutarakan maksudnya. Dan Putri pun
menerimanya kemudian Dimas langsung melamarnya karena itu keinginan Putri.
Dengan penuh sukacita karena akhirnya kini dia menemukan cinta sejatinya.
Putri pun pergi dengan Dimas. Dengan berboncengan sepeda motor sport milik
Dimas. Keduanya melaju meninggalkan rumah Ibu Putri. Malam yang indah, menjadi
saksi menyatunya cinta Putri dan Dimas. Meski besok mereka telah bertanam rasa
cinta dan janji untuk setia dalam cinta yang ada.
UNSUR INSTRINSIK
1.
Tema : Percintaan dan persahabatan
2.
Amanat : - Janganlah
kamu menyombongkan diri
-
Jangan suka iri hati, egois dan pemarah
-
Berikan cintamu kepada orang yang mencintaimu
3.
Alur : Maju
4.
Setting :
a.
Tempat : - Sekolah
SMU Swasta di Kota Surabaya
-
Di rumah Putri
-
Di rumah sakit
-
Bandara di Jakarta
-
Rumah Susanti
b.
Waktu : - Pagi
hari
-
Siang hari
-
Sore hari
-
Malam hari
c.
Suasana : - Menyenangkan
-
Menyedihkan
-
Mengharukan
-
Menegangkan
-
Membahagiakan
5.
Penokohan :
a.
Protagonis
1)
Putri :Sombong,
iri hati, manja, egois, pemarah, ceria, baik hati
2)
Tesya : Baik
hati, pintar
3)
Randi : Teguh
pada pendirian
4)
Dimas : Pengertian,
baik hati, pemalu
b.
Antagonis
Handoko : Tidak bertanggung jawab, pemarah
c.
Pendukung
1)
Ayah dan Ibu Putri
2)
Susanti
3)
Nenek Putri
Kok dialognga ga ada ya
BalasHapus