Di tempat ini aku dilahirkan
Di negeri inilah
Tangisan pertamaku menggema
Di sambut senyum dan belaian lembut
bumi pertiwi
Di tanah ini aku berpijak,
terdiam dalam asa
Menatap langit bangsaku
yang biru lalu hitam kelabu
Lukisan indah alam negeri
berubah menjadi pamandangan haru
Tanah airku . . .
Kini kau tak lagi punya belantara, laut
lepas dan gunung menjulang
Panas, datar, api dan darah penuh
amarah jadi warnamu
Menangisku
hampir membakar pelupuk mata, pilu
Menatap
negeri tercinta dalam lahat kehancuran
Tak mungkin aku memandang sebelah mata tanah air yang ku cinta
Aku
mencintai seluruh tanah air ku yang gersang dan retak
Tanah
kelahiranku, Indonesia
Tanah
yang selamanya menjadi tumpah darah ku
Tanah
air yang akan tetap selalu di hatiku
Wahai
dunia . . .
Tunggulah
saatnya ketika bangsaku sembuh dari keterpurukan
Menjadi
bangsa yang jauh dari darah penuh amarah
Indonesiaku
tercinta, kau pasti akan kembali
Tidak ada komentar:
Posting Komentar